Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (5/11), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah tipis 4,64 poin atau 0,20 persen ke level 2.367. Indeks LQ-45 melemah 0,89 poin atau 0,19 persen menjadi 464 dan Indeks Kompas100 turun 1,18 poin atau 0,2 persen ke level 573. Pada pembukaan perdagangan, indeks harga saham langsung terkoreksi. Kemudian menguat ke teritori positif, tetapi tidak bertahan lama dan indeks terus berada di teritori negatif hingga penutupan perdagangan.Perdagangan berlangsung lesu dengan nilai transaksi hanya Rp 2,77 triliun. Dari 244 saham yang diperdagangkan, sebanyak 116 saham turun, 65 saham naik, dan 63 saham tetap harganya.
Pelemahan indeks harga saham domestik ini seiring dengan koreksi yang terjadi di bursa regional. Pada perdagangan kemarin, selain Bursa China yang menguat 0,85 persen, semua bursa regional mengalami pelemahan, seperti bursa Hongkong yang turun 0,63 persen dan bursa Jepang yang anjlok 1,29 persen.
Khawatir stabilitas sospol
Retail Research Analyst PT CIMB Securities Indonesia Mastono Ali mengatakan, selain dipengaruhi kondisi bursa regional, pelemahan indeks harga saham domestik juga dipengaruhi keraguan investor.
Menurut Mastono, investor ragu-ragu karena belum ada tren yang jelas ke mana pasar saham akan bergerak, apakah akan mengalami penguatan (bullish) atau pelemahan (bearish). Adapun analis Anugerah Securindo, Viviet S Putri, mengatakan, keraguan-raguan investor tersebut juga dipengaruhi belum jelasnya penyelesaian kasus KPK dan Polri.Kasus itu dinilai membuat investor, khususnya investor asing, menjadi khawatir terhadap stabilitas sosial, politik, dan penegakan hukum di Indonesia.
Keragu-raguan investor itu, lanjut Viviet, antara lain, tampak dari rendahnya nilai transaksi, yaitu hanya Rp 2,77 triliun. Pada perdagangan kemarin, tercatat penjualan bersih investor asing senilai Rp 8,4 miliar.
Aksi jual investor asing ini tergolong kecil dibanding dua pekan terakhir di mana dalam sehari investor asing melakukan penjualan bersih di atas Rp 100 miliar, bahkan beberapa kali mencapai Rp 500 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar